Warga Inggris yang hidup pada era Victoria punya cara unik untuk mengenang anggota keluarga atau kerabat mereka yang sudah tiada.
Mereka membuat foto kerabat atau keluarga mereka yang sudah meninggal. Seni fotografi yang sedikit horor ini lazim dilakukan pada tahun 1839 dan dinamakan fotografi post-mortem.
Seperti yang ditampilkan di Dailymail, Selasa 29 Januari 2013, jasad anggota keluarga atau kerabat yang dijadikan modelnya didandani dan posenya diatur sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah masih hidup.
Untuk semakin menegaskan kesan bahwa mereka seolah-olah masih bernyawa, mata para jenazah ini disangga dengan sebuah alat sehingga dapat terbuka. Bahkan pupil mata mereka pun dilukis pada hasil foto yang telah dicetak. Untuk memberi kesan segar, warna merah mawar disapukan ke pipi jenazah wanita.
Para jenazah ini pun juga ikut berpose dengan gaya yang tak lazim. Untuk jenazah anak-anak, biasanya mereka berpose di atas sofa atau tempat tidur.
Seperti yang ditampilkan di Dailymail, Selasa 29 Januari 2013, jasad anggota keluarga atau kerabat yang dijadikan modelnya didandani dan posenya diatur sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah masih hidup.
Untuk semakin menegaskan kesan bahwa mereka seolah-olah masih bernyawa, mata para jenazah ini disangga dengan sebuah alat sehingga dapat terbuka. Bahkan pupil mata mereka pun dilukis pada hasil foto yang telah dicetak. Untuk memberi kesan segar, warna merah mawar disapukan ke pipi jenazah wanita.
Para jenazah ini pun juga ikut berpose dengan gaya yang tak lazim. Untuk jenazah anak-anak, biasanya mereka berpose di atas sofa atau tempat tidur.
(Bayi yang sudah meninggal --tengah- didandani seolah-olah sedang tidur)
Sementara jenazah orang dewasa pada umumnya berpose dalam keadaan duduk. Ada juga yang diabadikan ketika mereka sudah tidur berbaring di dalam peti mati.
Seni fotografi ini lazim dilakukan di Eropa karena dianggap berbiaya lebih irit dan cepat daripada membuat foto lukis, sehingga kalangan menengah pun mampu untuk membuatnya.
Seni fotografi ini lazim dilakukan di Eropa karena dianggap berbiaya lebih irit dan cepat daripada membuat foto lukis, sehingga kalangan menengah pun mampu untuk membuatnya.
(Bocah di pangkuan ibunya ini juga hasil seni fotografi)
Foto-foto ini biasanya diambil sebelum proses pemakaman dilaksanakan. Para pelayat pun juga dapat ikut diabadikan bersama dengan para model jenazah tersebut.http://dunia.news.viva.co.id
0 komentar :
Posting Komentar