Suatu malam pada Bulan Juni 2013, kepanikan melanda kota industri Rourkela, di negara bagian Orissa, India. Kawanan gajah liar tiba-tiba memasuki pemukiman dari hutan lebat di sekitarnya. Dinas Kehutanan setempat sampai kewalahan dibuatnya.
"Saat kawanan gajah liar memasuki kota, kami mencoba yang terbaik untuk mengendalikan gerak mereka. Kami berhasil mengarahkan mereka ke stadion sepakbola, namun tak yakin apakah bisa mengembalikan mereka ke hutan. Itu tugas yang teramat sulit," demikian pernyataan pejabat kehutanan setempat, OPK Dhola, seperti dimuat BBC, Rabu (30/10/2013).
Saat itulah, Dhola teringat Nirmala Toppo, gadis yang tinggal di negara bagian tetangga Jharkhand.
"Kami tahu ada seorang gadis yang tinggal di Jharkhand dan bisa bicara dengan gajah. Ia mungkin bisa membantu kami. Maka, kami menghubungi ayahnya dan gadis tersebut datang dengan sejumlah orang dari desanya."
Ibu Tewas Dibunuh Gajah Liar
Bak dongeng 'Peniup Seruling dari Hamelin', Nirmala memandu kawanan gajah keluar dari kota dan kembali ke hutan, menempuh perjalanan beberapa kilometer. Selama proses tersebut, gadis 14 tahun itu menderita luka dan lecet hingga infeksi.
"Infeksi sudah hilang dan kini luka-lukaku hampir kering," kata Nirmala, sambil duduk di tempat tidur rumah sakit tempatnya dirawat.
Omong-omong, teknik apa yang digunakannya untuk membujuk gajah-gajah itu pergi?
Nirmala mengatakan, ia bicara dengan kawanan gajah dengan dialek lokal Mundaari, sembari membujuk hewan besar itu kembali ke tempatnya berasal.
"Pertama, aku berdoa dan kemudian bicara dengan para gajah. Mereka mengerti apa yang kusampaikan. Aku berkata pada mereka, ini bukan rumahmu, kalian harus kembali," kata Nirmala yang memeluk agama Katolik Roma.
Ada kisah sedih di balik kemampuannya itu. Ibu Nirmala tewas akibat gajah liar. Sejak saat itu ia memutuskan untuk belajar teknik mengusir gajah.
Selama beraksi, Nirmala didampingi ayahnya dan sekelompok pemuda dari desanya. "Kami mengelilingi kawanan gajah, dan aku berada di dekat hewan-hewan itu dan bicara dengan mereka."
Atas keberhasilannya, Nirmala dan kelompoknya mendapat imbalan.
Gadis 'Tarzan'
Berkat kemampuannya itu, Nirmala terkenal bak selebriti. Namun, ada juga yang meragukan kemampuannya.
Salah satunya aktivis asal Orissa, Rabi Pradhan. Ia mengatakan, tak ada bukti ilmiah bahwa gajah liar bisa mengerti perkataan manusia.
Menurutnya, Nirmala mengklaim bicara dengan para gajah menggunakan bahasa sukunya, namun tak ada bukti kuat bahwa binatang tersebut mengikuti apa yang ia sampaikan.
Sementara, Niel Justin Beck, anggota dewan di daerah Simdega Jharkhand, di mana Nirmala berasal mengatakan, karena hidup sekian lama bersama gajah, penduduk asli tahu benar bagaimana berurusan dengan mereka.
"Di Jharkhand, kami menyebut Nirmala sebagai Gadis Tarzan. Setiap kali gajah liar masuk dan merusak tanaman, petugas kehutanan setempat tak bisa berbuat apapun," kata dia.
Saat itulah, Nirmala menjadi pahlawan. Ia bisa menghalau kawanan gajah liar.
Lebih dari 3.000 gajah berkeliaran di hutan-hutan di 3 negara bagian di India -- Jharkhand, Orissa, dan Chhattisgarh.
Beberapa tahun belakangan, konflik manusia dengan gajah makin meningkat. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan India, lebih dari 200 gajah dan sekitar 800 manusia mati dan tewas dalam kurun waktu 10 tahun.
Wilayah tersebut kaya sumber daya mineral, meningkatnya penambangan dan industri mengganggu habitat asli para gajah.
0 komentar :
Posting Komentar