Senin, 31 Desember 2012

Perceraian Disebabkan Nonton Film Porno

Kebanyakan orang sangat merahasiakan kebiasaan porno mereka. Kebiasaan ini diketahui mempengaruhi kehidupan dalam keluarga, bahkan memicu perceraian. Bagaimana bisa?

http://im.in.com/media/download/wallpapers/2010/Feb/sexygirl2520_20100209054137_420x315.jpg

Faktanya, pria senang nonton porno dan wanita membecinya. Banyak wanita merasa tak senang karena mereka takut dibandingkan dengan bintang porno atau wanita menarik lain.

Selain itu, wanita merasa tak bisa terbuka mencoba berbagai ‘gaya’ layaknya wanita dalam ‘film’ itu.

Hasil polling menunjukkan, bagi pria porno hanyalah paket, dan bagi wanita porno merendahkan mereka. Pada pasangan, porno diketahui merusak hubungan itu.

Menurut peneliti Alvin Cooper yang membuat seminar kertergantungan cyber sex, 15% responden studi mengaku menonton porno bisa mempengaruhi kehidupan mereka.

Apakah itu cukup untuk mencampakkan suami atas perilaku ‘rekreasi’ yang dimilikinya?

Menurut riset Patrick F Fagan, senior dan direktur konservatif Center for Research on Marriage and Religion, pornografi merupakan ‘pembunuh keluarga’. "Pornografi menyumbang 56% perceraian," ujarnya.

Para hakim perceraian pun menyetujui hasil riset Fagan.

Di pertemuan American Academy of Matrimonial Lawyers 2003, duapertiga dari 350 perceraian yang terjadi menunjukkan, internet sangat berpengaruh pada perceraian. Porno online berlebihan menyumbang lebih dari setengah perceraian.

Menurut presiden asosiasi Richard Barry, “Pornografi hampir tak memiliki peran pada kasus cerai tujuh atau delapan tahun lalu”.

Berbeda dengan pendapat senior editor Atlantic. Ia mengatakan, “Fokusnya pada hubungan antara porno dan dosa. Jika lebih mengarah pada dosa akibat pengkhianatan, internet bisa mendekatkan pada seks bebas”.

Lalu di mana permasalahannya?

"Tak ada pria dalam hubungan seks sehat lebih memilih mengabaikan mitra manusianya. Saat wanita meminta pasangannya memilih antara porno atau dirinya, kadang pria berjanji berhenti dan kenyataannya memang seperti itu,” papar ahli terapi seks Marty Klein.

Namun, ia akan kembali seperti saat berusia 14 tahun. “Pria nonton porno secara sembunyi-sembunyi dan kebohongan mengenai seks terus berlanjut,” tutupnya.

Bagaimana menurut Anda? [source]

0 komentar :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls