Kamis, 19 April 2012

Chelsea vs Barcelona: Tiki Taka Versus Pertahanan Grendel

Chelsea vs Barcelona: Tiki Taka Versus Pertahanan Grendel




Semifinal Liga Champions musim ini akan menampilkan laga ulang dua musuh lama dan kenangan laga kontroversial tahun 2009 antara Chelsea dan Barcelona. Itu adalah semifinal yang akan terus dikenang dengan keajaiban gol Andres Iniesta dan kepemimpinan kontroversial wasit Tom Henning Overbo, yang membuat The Blues harus melupakan impian ke final.

Kamis dini hari nanti, di altar yang sama, Stadion Stamford Bridge, London, Chelsea kembali akan menjamu Barcelona dalam laga leg pertama semifinal. Aroma rivalitas lama dan balas dendam akan mewarnai big match ini. Namun publik pun berharap laga ini bisa menyajikan tontonan sepakbola atraktif dan menarik, jauh dari kontroversi seperti pertemuan kedua tim sebelumnya. Lalu, siapa yang unggul?

Dengan sentuhan tangan dingin Roberto Di Matteo, kekuatan The Blues kembali muncul. Mereka lolos ke final Piala FA setelah mencukur Tottenham Hotspur 5-1. Ini menjadi modal bersar menghadapi sang juara bertahan, Barcelona. Menarik melihat cara Di Matteo mengendalikan John Terry dkk yang saat ini dinilai banyak pihak jadi penentu kesuksesan sementara Chelsea.

Pria asal Italia yang masih berstatus pelatih sementara itu berhasil membawa Chelsea meraih sembilan kemenangan, dua kali seri, dan hanya sekali kalah di arena kontestasi Chelsea di semua kompetisi. Laga melawan Barca diprediksi akan menjai titik puncak ukuran penilaian hebat tidaknya strategi pelatih muda berusia 41 tahun itu.

Jika mampu melewati hadangan Barca, Di Matteo akan ditahbiskan sebagai pelatih jenius melebihi pencapaian Guus Hiddink yang punya nasib hampir mirip dengannya dalam menangani Chelsea pada tahun 2009 lalu. Meski Chelsea ditempatkan sebagai tim underdog atau tidak diunggulkan bakal memenangi laga melawan Barca, Di Matteo mengaku telah mengantongi strategi jitu untuk melumpuhkan permainan fantastis Blaugrana.

Di Mateo diprediksi akan menerapkan strategi dengan pendekatan gaya bertahan untuk kemudian menyerang balik. Pola ini sangat mungkin diterapkan Di Mateo bila dilihat dari asal Di Mateo yang dibesarkan di Italia sebagai pengusung gaya sepakbola bertahan alias pertahanan gerendel.

Sinyal Di Mateo menerapkan strategi cattenaccio itu sebenarnya sudah terlihat sejak enam pekan dia mengambil alih pucuk kepelatihan The Blues. Sukses Chelsea menyingkirkan Benfica di babak perempatfinal tak lepas dari strategi bertahan dan serangan balik tersebut.

Transisi dari gaya bermain menyerang yang diterapkan Andre Villas-Boas ke gaya bertahan ternyata membuat pemain Chelsea lebih nyaman terutama jika disesuaikan dengan usia skuad Chelsea yang mayoritas veteran.

"Dia (Di Mateo) membuat kami nyaman. Dia meletakkan pondasi tim di tempat yang pas," kata gelandang senior Chelsea Frank Lampard dilansir The Telegraph.co.uk.

"Dia juga melakukan komunikasi intens kepada semua pemain. Itu yang memunculkan spirit tim. Terkadang spirit tim lebih penting dari pada sebuah kemenangan," tambahnya.

Strategi bermain alot dengan sistem pertahanan gerendel sejauh ini memang dinilai cukup efektif untuk menghentikan agresivitas serangan Barca.

Apalagi Barcelona berkali-kali sudah terbukti menemui kesulitan saat melawan tim yang bermain tertutup. Termasuk saat melawan Chelsea pada leg kedua di babak semifinal, tiga tahun lalu. Barca harus butuh gol Iniesta di masa injury time, itu pun setelah empat kali wasit Ovredo tak memberi Chelsea penalti.

Serangan balik juga terbukti menjadi kelemahan Barca. Blaugrana yang mengusung sepakbola agresif dengan gaya tiki-taka sering terlambat mengantisipasi counter attack.

Pada titik ini, Di Mateo menemui dilema dalam pemilihan pemain di lini depan dengan adanya Fernando Torres dan Didier Drogba. Masing-masing punya kelebihan sama yang bisa jadi alasan kuat untuk jadi starter.

Torres yang berasal dari Spanyol dan lebih muda daripada Drogba. Kecepatan Torres sangat cocok dipadukan dengan serangan balik cepat. Namun Drogba juga tengah on fire.

Dilihat dari kebugaran, Torres lebih baik karena cuma bermain lima menit terakhir saat Chelsea memukul Spurs. Tentunya dengan jadwal yang padat, Di Matteo butuh melakukan rotasi. Di lini kedua Chelsea tak perlu khawatir sebab mereka punya stok gelandang bertenaga seperti Juan Mata, Ramires, Frank Lampard, Raul Meireles, dan Obi Mikel.

Sayangnya Chelsea takkan didukung oleh bek serba bisa David Luiz yang dipastikan absen karena cedera hamstring. Gary Cahill kemungkinan besar akan mengisi pos yang ditinggalkan Luiz bertandem dengan kapten John Terry, dengan diapit Branislav Ivanovic dan Ashley Cole. Alternatif lainnya adalah duet Terry-Ivanovic di tengah dengan Jose Bosingwa dan Cole sebagai fullback.

Di kubu Barca tentunya takkan banyak terjadi perubahan. Juara bertahan akan mengandalkan kehebatan pemain terbaik dunia, Lionel Messi, untuk mengacak-acak pertahanan The Blues. Messi sendiri secara psikologis tak mau terpancing dengan status Barca yang lebih diunggulkan.

"Chelsea akan bermain tanpa harapan atau tekanan karena semua orang mengharapkan Barcelona menang. Tapi mereka memiliki pengalaman yang luas dan kami akan memperlakukan mereka dengan hormat," katanya.

Blaugrana memang pantas percaya diri terutama dengan sejarah hebat yang mereka raih pada tahun 2009 saat berhasil mengeliminasi Chelsea di fase semifinal. Kesuksesan itu setidaknya bisa mendongkrak semangat patriotik pemain Barca untuk mengulang sukses yang sama. Kepercayaan diri itu makin meninggi dengan komplitnya skuad Barca di semua posisi kecuali Eric Abidal yang dipastikan masih absen usai operasi hati. Gerrard Pique, Syedou Keita, dan Ibrahim Affelay sudah kembali dalam tim setelah pulih.

Menarik ditunggu apakah gaya pragmatis Di Matteo mampu meredam sekaligus membenamkan gaya tiki taka ala Pep Guardiola. Dalam 10 pertemuan terakhir, kekuatan kedua tim tampak berimbang, dengan masing-masing meraih tiga kemenangan dan empat imbang. Tak menutup kemungkinan, duel kali ini juga akan berakhir imbang seperti pada dua pertemuan terakhir di semifinal 2009

sumber

serem

0 komentar :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls