Kamis, 27 Juni 2013

Daki Tebing Curam Demi Manisnya Madu

Madu, dengan rasanya yang manis dan penuh gizi menjadi sumber komoditi yang diminati semua orang. Kini sudah banyak peternakan lebah madu di berbagai penjuru, namun beberapa komunitas masyarakat adat masih mencari madu dengan cara tradisional ketimbang membudidayakannya.

Seperti misalnya di Nepal, kegiatn perburuan madu menjadi bagian kebudayaan leluhur yang berlangsung semenjak 13.000 SM. Bahkan di beberapa desa, meski tak mudah, berburu madu dijadikan sebagai mata pencaharian. 

Mereka masih menggunakan cara primitif. Mendaki menggunakan tangga yang terbuat dari tambang, dengan keranjang yang disampirkan di punggung. Keranjang ini yang digunakan sebagai wadah untuk sarang lebah yang disisir. Soal sengatan lebah, sepertinya mereka sudah kebal. Tak ada keluhan, yang ada hanya bagaimana mendapatkan madu dalam jumlah banyak.

Dua kali dalam setahun, para penduduk melakukan ritual panen ini. Mereka berkelompok, memilih ketua untuk memimpin ekspedisi, memulai dengan doa, baru melakukan panen. Satu per satu menaiki tebing, sementara yang lain mengamankan tangga tali.




Kegiatan ini telah banyak menarik minat wisatawan. Bila Anda ingin merasakan langsung ritual perburuan ini, disediakan pemandu wisata untuk mengantar berkeliling. Mereka siap membawa Anda ke lokasi-lokasi tebing yang menghasilkan madu dengan subur. Bhujung, Nai Chi, Pasgaon, Naya Gaun, Ludhi, dan Dare.

Mereka juga akan menunjukkan jalur trekking yang menakjubkan. Dari atas tebing, Anda dapat menyaksikan kemegahan Nepal dengan pemandangan satwa-satwa liar yang berkeliaran.  

0 komentar :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls