Moralitas masyarakat semakin terpuruk. Imal, 45, salah seorang warga kelurahan Kuraopagang, RT03/RW07, Kecamatan Nanggalo, Padang, dilaporkan ke polisi karena dituduh menghamili anak tirinya hingga hamil tujuh bulan. Namun, saat diperiksa oleh penyidik di Mapolsekta Nanggalo, Imal tidak mau mengakui perbuatannya, termasuk anak tirinya itu, sebut saja namanya Bunga, 21.
Informasi yang dihimpun Padang Ekspres di Mapolsekta Nanggalo, kemarin (18/7), Imal dilaporkan Minggu (17/7) lalu oleh Tasar, 45, ayah kandung Bunga. Sebab, Tasar tidak bisa menerima anak kandungnya diperkosa hingga hamil oleh ayah tiri.
Mansur, 57, paman Bunga ketika ditemui di Mapolsekta Nanggalo, membenarkan yang menghamili Bunga ayah tirinya. Hal itu, kata Mansur, terungkap setelah dia membujuk Bunga untuk memberitahukan siapa pelakunya. Sebelum ayah tiri Bunga dilaporkan ke polisi, ayah tirinya itu sempat kabur dengan membawa keluarganya, termasuk Bunga ke daerah Siguntuatuo, Kecamatan Tarusan, Pesisir Selatan.
Diduga, dia kabur karena takut perbuatannya itu diketahui warga. Sebab, perut Bunga terus membesar. Sebebelumnya, sebut Mansur, beberapa warga yang tinggal di dekat rumah Bunga mendatanginya, karena mereka curiga sering melihat Bunga muntah dan pusing-pusing. Mereka menduga Bunga hamil. Namun, Mansyur sama sekali tidak percaya apa yang dikatakan warga.
Setelah lebih dari tiga bulan lamanya, dia baru mengetahui bahwa Bunga hamil enam bulan. Namun saat didatangi Bunga ke rumahnya, ternyata Bunga termasuk ibunya Yeni, 40, dan tiga orang adiknya serta Tasar, sudah tidak ada di rumah.
“Keponakan saya itu baru ditemukan sekitar satu bulan lamanya saya mencari di mana keberadaannya,” ujar Mansur kepada Padang Ekspres yang saat itu tengah mengawal proses pemeriksaan Tasar di Mapolsekta Nanggalo.
Keberadaan mereka, kata Mansur, diketahui dari Kepala SDN 13 Nanggalo, tempat adik Bunga sekolah. Sebab, sebelum mereka kabur, ibu Bunga sempat mendatangi kepala sekolah untuk minta surat pindah sekolah adiknya. “Dari sanalah saya mengetahui keberadaan mereka,” katanya.
Bunga, kata Mansur, anak pendiam dan kurang bergaul. Maklum, pendididikannya hanya sampai kelas lima SD. “Mungkin karena kelemahan dan rendahnya tingkat pendidikan keponakan saya itu, sehingga ayah tirinya nekat memperkosanya hingga hamil,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsekta Nanggalo AKP Lismanowati menyebutkan, hingga kini, Tasar termasuk anak tirinya belum mau mengakui perbuatannya. “Kini kasus tersebut masih dalam lidik, jika benar dia (Bunga, red) hamil oleh Tasar, maka kasus ini akan ditingkatkan ke penyidikan,” katanya.
0 komentar :
Posting Komentar