Rabu, 26 Desember 2012

Benarkah Prabu Siliwangi wafat di Gunung Salak?

AnehCuy - Saat ini kalian sedang membaca artikel Benarkah Prabu Siliwangi wafat di Gunung Salak? . Dsini Admin juga akan berbagi artikel lain seperti tentang Foto Foto Artis Terbaru,Foto Penampakan Hantu, Berita Dalam Negeri Dan Luar Negeri Terbaru Hari Ini, Gosip Artis Terbaru Hari Ini, Kisah-Kisah Religi, Sejarah , Misteri-Misteri Yang Ada Di Dunia,Kisah Berita Atau Artikel Tentang Unik Dan Aneh Yang Ada Di Dunia Tentang Alien,UFO Dan Alam Semesta, Berita Sepak Bola Hari Ini dll dan selamat membaca artikel Benarkah Prabu Siliwangi wafat di Gunung Salak?


Benarkah Prabu Siliwangi wafat di Gunung Salak? - Bagi masyarakat Jawa Barat, Prabu Siliwangi adalah legenda. Sejarah raja Pajajaran ini berbaur dengan mitos dan legenda. Di Gunung Salak, juga dipercaya ada makam Prabu Siliwangi. Benarkah Prabu Siliwangi wafat di Gunung Salak?

"Sebenarnya belum tentu. Makam Prabu Siliwangi ada juga di beberapa tempat. Di Leuweung Sancang, Garut, ada. Di daerah Kawali, Ciamis juga ada. Di Gunung Tampomas, Sumedang juga ada," ujar Wawan Tarniwan, seorang aktivis lingkungan dan budaya Sunda saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (14/5).

Wawan menambahkan, di mana Prabu Siliwangi tewas memang menjadi misteri. Setelah terdesak oleh Kian Santang, putranya sendiri yang masuk Islam, Siliwangi memang terus berpindah-pindah. Konon di Leuweung Sancang pasukannya terdesak oleh pasukan Kian Santang.

"Ada yang percaya juga Siliwangi berubah menjadi harimau loreng. Itu sebabnya Siliwangi identik dengan harimau," jelas Wawan.

Menurutnya banyaknya versi ini karena Orang Sunda begitu menghormati leluhurnya. Setiap tanah yang dikeramatkan selalu dikaitkan dengan Prabu Siliwangi.

Prabu Siliwangi bergelar Sri Baduga Maharaja. Dia memerintah Pajajaran sekitar tahun 1482–1521. Siliwangi dikenal sebagai raja yang mencintai rakyatnya. Dia meminta agar pajak hasil bumi tidak memberatkan rakyat. Dia juga mengatur pemerintahan dengan cukup baik sehingga Pajajaran disegani. Kekuasan Siliwangi dan Pajajaran meredup seiring dengan masuknya Islam ke Nusantara. Bahkan keluarga dan anaknya pun masuk Islam.

Kisah soal terdesaknya Siliwangi oleh ajaran Islam dilukiskan dalam syair kuno dalam bahasa Sunda. Berikut bunyinya:

"Purbatisi purbajati, mana mo kadatangan ku musuh ganal musuh alit. Suka kreta tang lor kidul kulon wetan kena kreta rasa. Tan kreta ja lakibi dina urang reya, ja loba di sanghiyang siksa".

(Ajaran dari leluhur dijunjung tinggi sehingga tidak akan kedatangan musuh, baik berupa laskar maupun penyakit batin. Senang sejahtera di utara, barat dan timur. Yang tidak merasa sejahtera hanyalah rumah tangga orang banyak yang serakah akan ajaran agama).

0 komentar :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls