Selasa, 21 Januari 2014

Telenovela dituding 'budaya kejahatan'

Telenovela dituding 'budaya kejahatan'

Nicolas Maduro

Seperti pendahulunya Hugo Chavez, Maduro juga membuat aturan ketat soal mainan kekerasan.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mendesak televisi-televisi di negara itu agar mengubah apa yang disebutnya sebagai budaya kekerasan yang ditampilkan secara glamor oleh media.

Presiden Maduro menuding opera-opera televisi -dikenal sebagai telenovela- sebagai sarana yang menampilkan senjata, obat bius dan gangster sebagai tontonan hebat, tulis kantor berita Reuters.

"Kita akan bangun budaya damai," kata Maduro saat memanggil perwakilan stasiun televisi terestrial maupun kabel ke Istana Miraflores, Senin (20/01).

"(Telenovela) itu menyalurkan nilai-nilai kematian, narkotika, senjata, kekerasan dan pengkhianatan serta segala hal yang mampu dilakukan manusia," kata Presiden Maduro.

Persoalan keamanan adalah salah satu hal yang paling jadi kekhawatiran warga Venezuela hingga kini, di tengah kecamuk perang antar geng serta tindak kriminal di lokasi umum.

Terakhir seorang mantan ratu kecantikan asal negara itu Klik ditembak mati dengan suaminya saat tengah berkendara di jalan raya.

Monica Spear meninggalkan anak yang masih bocah yang ditembak bagian kaki oleh penjahat dalam aksi kriminal tersebut.

'Tuduhan kacau'

Pengarang naskah sejumlah seri telenovela Alberto Barrera Tyszka membantah tudingan Maduro.

"Kacau saja menyalahkan aksi kekerasan yang muncul hanya satu atau dua jam di televisi malam hari"

Alberto Barrera Tyszka

Dalam drama televisi menurutnya gambaran kekerasan mencerminkan situasi nyata dalam kehidupan masyarakat. Kontrol terhadap adegan televisi juga dilakukan secara ketat dan dinyatakan tak laik tonton untuk kalangan anak.

Menurutnya, Maduro mestinya memusatkan perhatian pada akar masalah bukan menyalahkan pihak lain.

"Kacau saja menyalahkan aksi kekerasan yang muncul hanya satu atau dua jam di televisi malam hari,'' kata Barrera Tyszka, yang juga menulis biografi mantan presiden, mendiang Hugo Chavez.

Maduro, memenangkan jabatan presiden pada Pemilu April lalu dan meneruskan jabatan yang ditinggalkan mentornya Hugo Chavez.

Beragam upaya telah dicoba pemerintah Venezuela untuk menurunkan angka kriminalitas dalam sekitar 20 kampanye berbeda namun angka pembunuhan terus memburuk.

Menurut catatan resmi angka kematian akibat pembunuhan malah naik 105 persen sejak Chavez menjabat 15 tahun lalu.

Tahun lalu, 39 orang dalam populasi 100.000 meninggal dunia per tahun akibat aksi kejahatan. Namun kelompok Ham menduga angka sebenarnya hampir dua kali lipatnya.

Sebuah pasukan khusus polisi dilantik untuk memerangi kejahatan ini sementara produk-produk yang dianggap punya sumbangan terhadap angka kriminalitas juga dilarang beredar.

Lima tahun lalu mendiang Presiden Chavez melarang pembuatan, impor serta peredaran mainan dan game video berbau kekerasan.



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | RFID | Amazon Affiliate
BBCIndonesia.com | Majalah

0 komentar :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls