Sebuah virus komputer super canggih diketahui telah menjangkiti beberapa komputer pemerintah di Timur Tengah, terbanyak terdapat di Iran. Virus ini diketahui dapat menyedot informasi dari komputer yang dijangkiti dan perangkat seluler di dekatnya.
Diberitakan CBS News, Selasa 29 Mei 2012, virus bernama "Flame" ini memiliki ukuran dan kompleksitas tingkat tinggi. Perusahaan keamanan internet Rusia, Kaspersky, mengatakan bahwa virus kali ini lebih canggih dari Stuxnet yang menyerang fasilitas nuklir di Iran.
Kepala peneliti Kaspersky, Roel Schouwenberg, mengatakan bahwa virus ini adalah perangkat mata-mata mutakhir yang berfungsi menyedot seluruh informasi dalam komputer sasaran. Flame mampu menyalakan sistem audio dan melakukan panggilan pada Skype atau program chat lainnya di komputer korban.
Virus ini juga mampu mengendalikan keyboard dan mengambil citra layar. Tidak hanya itu, Flame dapat mendeteksi bluetooth di sekitar komputer, seperti handphone dan laptop. Jika sudah terhubung, maka Flame akan menyedot informasi dari handphone target.
"Virus ini berada di level yang berbeda. Flame dapat digunakan untuk memata-matai apa yang pengguna lakukan," kata Schouwenberg.
Menurut data Kaspersky, virus ini telah tersebar di Timur Tengah. Di antaranya sekitar 189 kasus di Iran, 98 kasus di Tepi Barat, 32 di Sudan dan 30 di Suriah. Pemerintah Iran sendiri telah melakukan tindakan antisipasi dalam mengatasi serangan ini.
Tuduh Israel
Kecurigaan pemerintah Iran jatuh pada Israel. Pejabat pertahanan siber Iran, Kamran Napelian, mengatakan bahwa pola virus sama seperti yang pernah dikirim Israel sebelumnya. Menurutnya, virus itu telah ada di Iran selama enam bulan dan menyebabkan kehilangan data yang besar.
Tim Reaksi Darurat Komputer Nasional Iran (Maher), diberitakan BBC, mengaku telah menemukan penangkalnya. Alat untuk mendeteksi dan menghapus virus Flame dibuat Iran pada Mei dan siap disebarkan ke berbagai instansi di negara tersebut.
Tidak ada bantahan maupun pembenaran dari pihak Israel atas tuduhan tersebut. Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Yaalon hanya mengatakan bahwa siapapun yang khawatir akan ancaman Iran maka akan melakukan hal tersebut.
Udi Mokady, kepala eksekutif Cyber-Ark, perusahaan keamanan informasi di Israel, mengatakan ada kemungkinan pemerintah Israel yang menyebar virus tersebut. Menurutnya, hanya ada empat negara yang memiliki teknologi untuk memproduksi virus secanggih itu, yaitu Israel, Amerika Serikat, China dan Rusia.
"Virus ini 20 kali lebih canggih dari Stuxnet. Ini adalah program yang langsung berinteraksi dengan majikannya. Hampir seperti di film fiksi ilmiah," kata Mokady. (ren)
0 komentar :
Posting Komentar