TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Amerika Serikat, baru-baru ini melansir informasi ke publik, terkait insiden meninggalnya seorang warga Amerika setelah menerima gigitan seekor kelelawar penghisap darah atu kelelawar vampir.
Insiden tersebut terjadi setahun lalu, ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menerima laporan kasus rabies yang menimpa seorang pekerja berusia 19 tahun.
Tak lama menerima perawatan di sebuah rumah sakit di wilayah Loisiana, Amerika, pekerja itu meregang nyawa dengan catatan medis, radang otak.
Awalnya pekerja yang memiliki jenis kelamin pria tersebut mengalami gejala neurologis pada akhir Juli 2010, tak lama ia tiba di Amerika Serikat dari Meksiko. Ia mengalami gejala, nyeri bahu kiri, tangan kiri mati rasa, serta kelelahan, setelah seharian bekerja pada sebuah perkebunan tebu di Louisiana.
Ia kemudian mencari perawatan medis di sebuah rumah sakit di New Orleans.
Awalnya dokter mendiagnosa pria tersebut menderita sindrom Guillain-Barré, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf, atau meningitis, suatu peradangan selaput yang menutupi otak.
Selama beberapa hari berikutnya, kondisi kesehatan pria tersebut memburuk, dokter mulai curiga pria tersebut terjangkit rabies. Dugaan tersebut baru diketahui kebenarannya Pada 20 Agustus 2010, setelah melakukan pengujian terhadap pasien. Namun sayang, pasien tersebut meninggal di hari berikutnya.
Berdasarkan tes postmortem terhadap jenazah korban, terungkap bahwa pria tersebut telah terinfeksi virus rabies kelelawar penghisap darah. Virus rabies kelelawar penghisap darah tersebut menyebabkan peradangan otak progresif yang akan menyebabkan kematian jika pengobatan tidak dimulai sebelum timbulnya gejala.
Ibu dari pria tersebut, di kemudian hari mengatakan bahwa anaknya telah digigit oleh seekor kelelawar pada bulan Juli, ketika masih berada di Meksiko, namun tidak mencari pengobatan.
Meskipun kelelawar adalah penular utama virus rabies dari binatang ke manusia di Amerika Serikat, kasus ini merupakan kematian pertama yang dilaporkan dan diakibatkan virus rabies kelelawar vampir di Amerika Serikat.
Untuk itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, mendesak kepada para dokter yang mengobati pasien dengan peradangan otak akut progresif untuk mempertim bangkan rabies sebagai kemungkinan penyebabnya.
Sejak tahun 2000, dilaporkan telah terjadi delapan dari 32 kasus rabies pada manusia yang dibawa dari luar Amerika Serikat.
Meskipun kelelawar penghisap darah hanya ditemukan di Amerika Latin, jangkauan mereka dapat memperluas ke Amerika Serikat jika terjadi perubahan iklim, kelelawar penghisap darah dituding pihak yang paling bertanggung jawab dalam menyebarkan beberapa penyakit menular.
0 komentar :
Posting Komentar