Sabtu, 28 Desember 2013

Ditemukan bekas kebun anggur usia 10 abad

Ditemukan bekas kebun anggur usia 10 abad

Penelitian arkeologi botani dapat mengetahui karakter masyarakat tententu.

Bekas lahan kebun anggur kuno yang diperkirakan berusia 1.000 tahun ditemukan di sebuah ladang di desa abad pertengahan, Spanyol, demikian hasil penemuan arkeologi terbaru.

Tim peneliti dari Universitas Basque menemukan bukti adanya bekas aktivitas menumbuhkan tanaman anggur rambat di desa peninggalan abad pertengahan, Zaballa.

"Berdasarkan penelitian Arkeologi-botani, kami menemukan benih dan serbuk sari yang membuktikan adanya budidaya anggur yang mengarah pada awal 10," kata peneliti Juan Antonio Quirós Castillo dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat situs LiveScience.

Temuan lainnya juga membuktikan bahwa lahan bertingkat itu lebih cocok untuk tananam rambat ketimbang gandum.

Para arkeolog juga menemukan perkakas logam yang biasa digunakan para petani anggur kuno.

Sejak abad 15, Desa Zaballa ditinggalkan oleh warganya akibat tindakan seorang panglima perang lokal yang menerapkan sistem rente.

Saat ini, tim arkeolog dari Universitas Basque Country mencoba merekonstruksi peninggalan fisik pedesaan itu dengan menyisir sisa-sisa bangunan bekas pemukiman warga.

"Yang penting bukan berapa jumlah penghuni desa ini dulunya, tapi apa yang mereka kerjakan saat itu," kata Quirós Castillo.

Karakter masyarakat

Para peneliti juga melakukan penelitian sebuah pemukiman yang disebut Zornotegi di wilayah Araba-Alava, yang juga merupakan peninggalan abad pertengahan.

"Berdasarkan penelitian Arkeologi-botani, kami menemukan benih dan serbuk sari yang membuktikan adanya budidaya anggur yang mengarah pada awal 10."

Di pemukiman ini, menurut peneliti, warganya membuka lahan untuk tanaman gandum.

"Dengan kata lain, apa yang ditanam oleh masyarakat petani setempat menyesuaikan dengan perubahan politik dan ekonomi yang terjadi saat itu," katanya.

Menurut Castillo, masyarakat Zornotegi lebih egaliter ketimbang warga yang tinggal di desa-desa kuno lainnya di masa itu.

"Meskipun didirikan pada kurun waktu yang sama, komunitas Zornotegi jauh lebih setara secara sosial," ungkapnya.

Saat ini tim peneliti sedang mendorong agar pemukiman Zornotegi di Araba-Alava dijadikan cagar budaya untuk melestarikan kekayaan sejarah mereka.

"Dengan mengenali jenis tanaman yang ada di wilayah itu, dapat membantu kita untuk memahami karakter masyarakat di masa itu," kata Castillo.



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | RFID | Amazon Affiliate
BBCIndonesia.com | Majalah

0 komentar :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls