Minggu, 29 Desember 2013

Kisah Unik Bacan, Negeri Raja-Raja di Maluku

Kisah Unik Bacan, Negeri Raja-Raja di Maluku

Dulu, batu bacan tidak dihargai semahal seperti sekarang karena dulu tidak ada pembeli lokal dan pembeli dari luar daerah. Pada tahun 1990an batu bacan  berbentuk bongkahan kurang lebih 10 kg dengan jenis super pertama kali dibeli  oleh turis dari Singapura dengan uang ribuan dolar Singapura (yang nilainya ditukar Rupiah  pada masa itu sebesar 7 juta ).

Pembelian batu bacan oleh orang singapura dengan harga yang masa itu cukup tinggi menyebabkan batu bacan sudah mulai dikenal di kalangan penggemar batu mancanegara. Sebenarnya warna batu bacan selain hijau dan biru, ada yang merah dan putih, tetapi sangat sulit didapat.

Banyak kalangan menyebut batu bacan sebagai batu giok asal Indonesia, oleh sebat itulah dicari kolektor yang umumnya orang Tionghoa.   Batu ini banyak  di ekspor ke China, Korea dan Taiwan,setelah disana mereka mengklaim dari negara mereka sendiri dengan memberi sertifikat paten.

Selain karena "giok" yang menjadikannya mahal, perlu perjuan gan mendapatkan batu bacan. Ada penambang batu bacan mencari batu bacan bisa mendapatkan 1-2 minggu, ada juga selama berbulan-bulan tidak mendapatkan batu bacan di lokasi. Ada penambang batu bacan yang meninggal  jatuh korban karena  tertimpa batu, tertimpa pohon, dan ada juga yang sakit.

Begitulah perjalanan sejarah. Dari sebuah negeri tempat lahirnya para raja namun kini populer karena komoditas berbeda. Apakah Bacan tetap memiliki tempat-tempat wisata indah  serta bersejarah? Lain kesempatan kita ungkap, ya.

 



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | RFID | Amazon Affiliate
Apa Kabar Dunia

0 komentar :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls