Kemampuan matematika para siswi di Inggris rata-rata tertinggal tiga tahun dibandingkan para remaja Shanghai.
Kesimpulan ini didapat dari kajian Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan, OECD, yang melakukan tes internasional terhadap remaja perempuan berusia 15 tahun.
Di Inggris sendiri, kemampuan matematika remaja putri juga dibelakang remaja putra.
Kecenderungan ini terjadi di hampir semua negara maju.
Staf ahli dan Wakil Direktur Pendidikan dan Ketrampilan OECD, Andreas Schleicher, mengatakan kesenjangan kemampuan matematika antara siswa perempuan dan laki-laki lebih banyak disebabkan oleh faktor persepsi, bukan bawaan dari lahir.
Para siswi merasa kurang percaya diri dan biasanya berpandangan bahwa matematika tidak dibutuhkan saat menjalani karier di masa depan.
"Ada korelasi yang kuat antara rasa percaya diri dan prestasi di sekolah," kata Schleicher.
Di Shanghai dan Singapura kesenjangan persepsi antara siswa perempuan dan laki-laki jauh lebih kecil.
Schleicher menjelaskan pelajaran matematika di Shanghai menekankan pada 'matematika formal' dan pemahaman pada prinsip-prinsip dasar.
Di Inggris sementara itu, ada kecenderungan mengajarkan 'matematika sederhana' yang dibungkus dengan kata-kata yang kompleks.
0 komentar :
Posting Komentar