Kepala lembaga penyiaran nasional Jepang, NHK, yang baru saja diangkat telah menimbulkan kontroversi dengan mengatakan bahwa sistem bordil militer Jepang merupakan hal biasa di negara yang berperang.
Kepala baru NHK, Katsuto Momii, menyampaikan hal itu dalam konferensi pertama sejak resmi memegang jabatan di lembaga penyiaran nasional.
Ketika ditanya pendapatnya mengenai perempuan yang dipaksa bekerja di rumah bordil militer sebagai penghibur atau jugun ianfu di masa Perang Dunia II, Momii mengatakan," perempuan-perempuan seperti itu dapat ditemukan di negara mana saja yang berperang, termasuk di Prancis dan Jerman."
Momii bahkan menyebut kecaman internasional atas sistem bordil militer Jepang di masa perang sebagai sesuatu yang "membingungkan".
Wartawan BBC di Tokyo, Rupert Wingfield-Hayes, melaporkan lembaga penyiaran NHK sama seperti BBC, didanai publik dan diharuskan netral.
"Dapat dibayangkan betapa terkejutnya ketika kepala baru NHK mulai mengungkapkan pandangan politik dalam jumpa pers pertama," jelas Wingfield-Hayes.
Sekitar 200.000 perempuan, sebagian besar warga Korea, diperkirakan dipaksa bekerja di rumah bordil militer Jepang selama Perang Dunia II.
Sebelumnya komentar Walikota Osaka Toru yang membela tindakan militer Jepang untuk menggunakan perempuan penghibur Klik dikecam pedas oleh Amerika Serikat.
0 komentar :
Posting Komentar